Tragedi Kanjuruhan Memilukan, Insiden Serius Hadang Sepak Bola Indonesia
Minggu, 02 Oktober 2022
Suasana mencekam Tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang (Foto: Screenshoot Video) |
Laga pekan ke-11 BRI Liga 1 antar Arema FC kontra Persebaya yang dicatat sejarah ini berlangsung di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jatim, Sabtu, (1/10-2022) malam WIB.
Hasilnya, tuan rumah Arema FC tumbang dengan skor 2-3 dari Persebaya. Tim yang yang bertetangga kabupaten/kota ini merupakan rival klasik dalam sepak bola di kawasan Timur Pulau Jawa. Dalam hal ini pertemuan keduanya orang biasa menyebut sebagai el classico ala Kota Surabaya dan Malang di Jawa Timur.
Kekalahan Arema FC rupanya mengecewakan supporter atau Aremania yang saat itu membanjiri stadion markas Arema FC itu. Diestimasikan penonton mencapai 40-an ribu orang.
Apalagi dikabarkan selama 20-an tahun terakhir ini Singo Edan, julukan Arema FC, selalu perkasa dan menang di kandangnya ketika berhadapan dengan Bajul Ijo Persebaya.
Ironisnya, luapan kekecewaan Aremania bukan hanya kepada pemain dan official Persebaya, tapi juga kepada pemain dan official Arema FC. Yang, katanya mengecewakan karena kalah dan salah satu isunya yang menyebar karena kiper Arema FC dinilai blunder.
Oleh karenanya, petugas menegaskan, ini bukan kerusuhan antar suporter Arema FC (Aremania) dengan suporter Persebaya (Bonek Mania). Akan tetapi kekecewaan dan kemarahan Aremania yang meluap dan meledak.
Berdasarkan keterangan pers Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta dalam Konferensi Pers di Mapolres Malang, Sabtu (Minggu), (1/10-2022), pukul 04.30 WIB, kronologis kejadian kerusuhan suporter pasca pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berikut ini.
Poin a: Pukul 21.58 WIB, setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain, dilempari oleh supporter Aremania dari atas tribun dengan botol air mineral dan lain-lain.
Poin b: Pukul 22.00 WIB, saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk kamar ganti pemain, suporter Areamania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC. Oleh petugas dilindungi dan dibawa masuk ke kamar ganti pemain.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta beri keterangan pers Tragedi Kanjuruhan |
Poin c: Selanjutnya suporter Aremania semakin banyak yang turun ke lapangan dan menyerang aparat keamanan. Karena suporter Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tapi tidak dihiraukan.
Kemudian, aparat keamanan, urainya, mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter Aremania yang menyerang tersebut. Kemudian Aremania yang berada di tribun berlari keluar meninggalkan stadion.
Poin d: Kemudian pihak keamanan masuk dalam ruang loby Stadion Kanjuruhan dan stanby di loby, depan pintu VIP.
Keterangan pers tertulis Kapolda Jatim yang juga dijadikan sebagai laporan ke Kapolri pada bagian berikutnya di poin (e) menggambarkan tentang situasi di luar stadion sebagai lanjutan dari aksi suporter Aremania.
Poin e: Sekira pukul 22.30 WIB, saat rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya dengan menggunan Rantis (kendaraan taktis atau Baracuda) dan dengan pengawalan akan bergerak meninggalkan Stadion Kanjuruhan, suporter Aremania menghadang. Dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar Stadion Kanjuruhan.
Disebutkan juga suporter Aremania melempari kendaraan rombongan dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu dan lain-lain. Kemudian, Aremania juga merusak 2 unit mobil Patwal Satlantas dan membakar 1 unit truk Brimob dan 2 unit mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan.
Selanjutnya Aremania yang menghadang tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.
Poin f: Akibat kejadian tersebut banyak suporter Aremania dan aparat kemanan yang mengalami luka-luka. Suporter yang mengalami luka-luka dan sesak nafas dirawat di ruang Medis Stadion Kanjuruhan.
Karena korbannya terlalu banyak dan ruang medis tidak bisa menampung, selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit di wilayah Kepanjen. Antara lain, Rumah Sakit (RS) Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lainnya. Dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya.
Di bagian berikutnya dipaparkan daftar kendaraan yang dibakar/dirusak. Rinciannya, mobil Patroli Lantas Polres Malang 3 unit (rusak berat), mobil Patwal Polrestabes Surabaya 1 unit (dibakar), mobil truk Brimob 1 unit (dibakar) dan mobil pribadi anggota 2 unit (dibakar)
Selain itu, mobil K9 Polres Malang Kota 2 unit (rusak berat), mobil Patroli Polsek Pakis 2 unit (rusak), mobil Patroli Polsek Singosari 1 unit (rusak) dan mobil truk Dalmas Polres Malang 1 unit (rusak). Total kendaraan yang dirusak dan dibakar sebanyak 13 unit.
Momen tegang yang akhirnya menelan banyak korban tewas |
Tragedi Kanjuruhan 5 Besar Dunia
Jumlah Korbannya yang Tewas
Di bagian ketiga (terakhir) yang dipaparkan Kapolda Jatim, dalam jumpa pers itu, yakni data tentang korban meninggal dunia dan luka-luka atau dalam perawatan. Jelasnya, di RS Hasta Husada Kepanjen: pasien/korban Meninggal Dunia (MD) = 4 orang, dalam perawatan = 20 orang. RS Wava Husada Kepanjen: pasien MD = 73 orang, dalam perawatan = 19 orang. RS Teja Husada Kepanjen: pasian MD = 34 orang, dalam perawatan = 6 orang.
Seterusnya, RS Kanjuruhan Kepanjen: pasien MD = 3 orang, dalam perawatan = 79 orang. RSI Gondanglegi: pasien MD = 6 orang, dalam perawatan = 25 orang. Puskesmas Kondanglegi: pasien dalamperawatan = 6 orang. RSBen Mari Pakisaji: pasien MD = 1 orang, dalam perawatan = 4 orang.RSUPindad Turen: pasien dalam perawatan = 3 orang. RS Salsabila Jatikerto: pasien MD = 4 orang, dalam perawatan = 4 orang. RSBK Turen: pasien dalam perawatan = 1 orang dan RS Saiful Anwar Kota Malang: pasien MD = 2 orang, dalam perawatan = 13 orang.
Khusus korban anggota Polri yang meninggal dunia dari tragedi ini, 2 orang. Jelasnya, Bripka Andik, personel Polsek Sumber Gempol Polres Tulungagung, meninggal di RS Wava Husada Kepanjen, dan Briptu Fajar Yoyok, personil Polsek Dongko Polres Trenggalek, meninggal di RS Hasta Brata Batu. Kemudian korban anggota Polri yang dirawat, Bripda Agmal Khan Muhammad, anggota Sat Samapta Polres Trenggalek, dirawat di RS Bhayangkara Batu.
Kapolda Jatim dalam suasana jumpa pers sekaligus dilaporkan nantinya ke Kapolri, menyebutkan, total korban meninggal dunia sebanyak 127 orang dan dalam perawatan 180 orang. (Data ini bisa saja berubah berdasarkan kondisi terbaru di lapangan).
Kapolda Jatim, Nico Afinta juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengecekan ke RS data korban update dan membentuk Tim Penyidik sebagai tindak lanjut kasus ini. Kapolda Jatim juga akan melakukan kordinasi dengan Korwil Arema FC dan berkomunikasi dengan suporter Aremania.
Hingga update, 2 Oktober 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mencatat 174 jiwa meninggal dunia dan 298 korban luka ringan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Data ini didapatkan BPBD Jawa Timur pada Minggu (2/10-2022) hingga pukul 10.30 WIB.
Korban: meninggal dunia 174 jiwa, luka berat 11 jiwa, luka ringan 298 Jiwa. Demikian bunyi keterangan BPBD Jawa Timur seperti dilansir CNN Indonesia.
Kalau berdasar data dari BPBD Jatim (korban meninggal dunia 174 orang), maka secara fakta historis tragedi Kanjuruhan berada di posisi kedua terbesar dari kerusuhan sepak bola yang terjadi di belahan dunia selama ini. Lantaran datanya masih dinamis, yang pasti jumlah korbannya yang tewas termasuk di lima besar.
Sepintas kita lihat 5 (lima) besar korban tewas kerusuhan sepak bola dari masa ke masa. Pertama, di Estadio Nacional Disaster Kota Lima Peru, 24 Mei 1964 (korban Meninggal Dunia = MD = 328 orang). Kedua, di Kanjuruhan Stadion Kabupaten Malang, Indonesia (korban MD = 174 orang). Ketiga, di Accra Sport Stadium Disaster Kota Accra, Ghana, 9 Mei 2001 (korban MD = 126 orang). Keempat, di Hillsborough Disaster, Sheffield, England (Inggeris), 15 April 1989 (korban MD = 96 orang). Kelima, di Kathmandu Hailstorm Disaster, Kathmandu, Nepal (korban MD = 93 orang). (*).
Penulis: RENALDI
Editor: ABDUL
Topik Terkait
Baca Juga :