Timnas Indonesia Kalahkan Irak Kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan Mission Impossible
Tim Garuda Saat ini Hasil Revolusi
Tim yang Nuansanya Mendunia
Adu taktik dan strategi Pelatih Timnas Irak Jesus Casas kontra Juru Racik Timnas Indonesia Shin Tae-yong |
NuansaBaru.ID, BASRA IRAK - Timnas Indonesia di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, kini melakoni laga sesungguhnya. Di laga perdana putaran kedua ini Indonesia langsung bertandan untuk berhadapan dengan Irak di kandangnya.
Dijadwalkan laga berlangsung di Basra International Stadium, Kamis, (16/11-2022), pukul 21.45 WIB. Disiarkan langsung RCTI dan live streaming video.
Debut Tim Garuda kali ini tidaklah mudah, karena hitung-hitungan di atas kertas berdasarkan rekam jejak kedua tim, Irak lebih unggul. Namun, rekam jejak Irak tak mengurungkan nyali pelatih maupun para pemain untuk membungkam Irak.
Sedikitnya ada sekian alasan (fakta) mendasar yang memperkuat kepercayaan Tim Merah Putih yang menjadi penyemangat untuk berkibar dan menaklukkan Irak.
Secara makro, Timnas Indonesia telah berevolusi dan jauh beda dengan Timnas Indonesia dahulu atau sebelum era kepelatihan Shin Tae-yong (STy). Perbedaan itu seperti berikut ini.
Pertama, sepanjang sejarah persepakbolaan Indonesia, untuk pertama kalinya skuadnya diperkuat lebih dari 10-an pemainnya bermain atau punya pengalaman main di klub -klub dan liga luar negeri.
Kita sebut saja faktanya, seperti Jordi Amat sudah malang-melintang di klub- klub liga utama Eropa. Misalnya Espanyol (Spanyol), Real Betis, Swansea City (Inggris), KM Eupen (Belgia) dan yang lainnya. Meski, per Agustus 2022 Jordi Amat memilih bergabung klub kaya Johar Darul Ta'zim (Malaysia).
Pemain lain Elkan Baggot diketahui merumput di Ipswich Town (Inggris), Sandy Walsh, KV Mechelen (Belgia), Shayne Pattynawa, Viking FK (Norwegia) dan Asnawi Mangkualam, Jeonnan Dragons (Korea Selatan).
Ada 11 Pemain Tim Garuda Pengalaman di Klub Asing dan 6 Pemain Naturalisasi
Seterusnya, Witan Sulaemen diketahui pernah merumput di AS Trencin (Slovakia) dan sekarang di Persija Jakarta, Egy Maulana Vikri, Lechia Gdansk (Polandia), Pratama Arham, Tokyo Verdy (Jepang) Saddil Ramdani, Sabah FC (Malaysia) dan Rafael Struick, ADO Den Haag (Belanda).
Termasuk Marselino Ferdinand, KMSK Deinze (Belgia). Sayangnya Marselino saat ini sedang menepi karena perawatan cedera hamstring.
Kedua, untuk pertama kalinnya pula skuad Timnas Indonesia dihuni oleh sedikitnya 6 pemain naturalisasi. Sebut saja, ada Jordi Amat, Elkan Baggott, Marc Klok, Sandy Walsh, Shayne Pattynawa dan Rafael Struick.
Ketiga, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong memberdayakan lebih banyak pemain muda ketimbang senior. Dari 25 pemain yang diturunkan, usia 26 tahun s.d. 30 tahun hanya ada 8 pemain.
Kedelapan pemain itu yakni, Nadeo Argawinata, Dimas Darajad (26 tahun), Ricky Kambuaya, Dendy Sulistyawan (27 tahun), Sandy Walsh (28 tahun), Adam Alis (29 tahun), Jordi Amat, Marc Klok (30 tahun).
Selebihnya, STy memilih pemain dari usia 18 tahun hingga 25 tahun. Jelasnya, Arkhan Fitri (18 tahun), Hokky Caraka (19 tahun), Ramadhan Sananta, Rafael Struick (20 tahun), Elkan Baggott, Pratama Arhan, Rizki Ridho, Ernando Ari (21 tahun).
Seterusnya, Witan Sulaeman (22 tahun), Egy Maulana Vikri, Muhammad Riyandi (23 tahun), Asnawi Mangkualam, Saddil Ramdani, Rachmat Iriyanto (24 tahun), Shayne Pattynawa (25 tahun).
Kalau dimaknai sekilas, dari 25 pemain yang di-plot STy untuk putaran kedua Kuaifikasi Piala Dunia 2026 -yang digulir mulai 16 November 2023 ini - kebanyakan pemain muda atau relatif muda.
Dalam hal ini, sebanyak 17 pemain atau sekitar 70 % yang rentang usianya 18 tahun hingga 25 tahun. Sedangkan pemain senior hanya 8 orang atau sekitar 30 % yang rentang usianya 26 tahun hingga maksimal 30 tahun.
Ini kutipan selebrasi Timnas Irak ketika cetak gol dalam sebuah pertandingan |
Tips STy Berdayakan Pemain Muda
Bagian dari Revolusi Skuad
Indikasi ini juga satu bagian dari revolusi skuad Timnas Indonesia. Sebab sebelum era kepelatihan STy, skuad Timnas masih diperkuat oleh sejumlah pemain berusia lebih dari 30-an tahun ke atas.
Keempat, dari segi tehnis, tempahan fisik, kedisiplinan, strategi dan mindset pemain, STy, pelatih gaek asal Korea Selatan itu tahun-tahun terakhir ini telah membenahinya dengan serius. Ujung-ujungnya, meski terus perlu pembenahan lagi, skuad Timnas saat ini telah memiiki jiwa juang, spartan dan tak mudah menyerah serta bermental juara (pemenang).
Indikasi hasilnya, antara lain Timmas Indonesia juara SEA Games, tiga kelompok umur Timnas U-19, U-23 dan Senior, semuanya lolos ke putataran final Piala Asia. Tentu saja STy, tidak sendiri untuk membenahi persepakbolaan Indonesia.
Ada pelatih lain seperti Indra Syafri, Bima Sakti dan para asisten pelatih maupun pihak Federasi Sepak Bola Indonesia PSSI, yang kini dinakhodai Erick Tohir. Mereka secara berkolaborasi memacu derap langkah persepakbolaan Indonesia.
Dari alasan-alasan mendasar itu, antusias kubu Timnas Indonesia untuk mengalahkan Irak, bukan mission impossible. Kalau disederhanakan bisa dikatakan bukan tidak mungkin, bahkan sangat mungkin.
Lantas seperti apa sebenanrya prestasi Irak sehingga diunggulkan? Dari berbagai sumber diperoleh data menyebutkan, saat ini peringkat FIFA Irak di posisi 68, sedangkan Indonssia 145, atau terpaut 77 peringkat.
Catatan pertemuan kedua tim, Irak juga unggul. Dalam 6 kali pertemuan, Irak menang 5 kali dan seri 1 kali alias Indonesia belum pernah menang.
Demikian juga di kawasan Asia dan pentas sepak bola dunia, meski prestasinya belum begitu mentereng juga, namun Irak sudah menorehkan beberapa catatan positif.
Irak merupakan juara Piala Asia tahun 2007. Kemudian pernah ikut Piala Konfederasi, tapi gugur di round 1 (putaran pertama). Di pentas Piala Dunia (Word Cup), Irak juga mencatatkan diri telah berhasil lolos ke putatan final tahun 1986, tapi hanya sampai babak penyisihan grup.
Grafis pose STy dan sejumlah pemain Timnas Indonesia jelang Kualifikasi Piala Asia 2023, beberapa waktu lalu, dengan latarbelakang lambang Garuda. |
Pelatih Shin Tae-yong tak Gentar,
Timnya Hadapi Irak
Menghadapi Singa Mesopotamia, julukan Timnas Irak, yang lebih diunggulkan dan di kandangnya lagi, ternyata Shin Tae-yong tak gentar. Bahkan berani memasang target untuk memenangkan pertandingan.
"Ini adalah pertandingan pertama putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026. Terpenting adalah mengunci kemenangan di laga melawan Irak. Dengan begitu, tentu hasilnya akan baik ke depannya," ujar Shin Tae-yong, dikutip dari laman resmi PSSI, Senin (13/11-2023).
Peatih yang berpengalaman menukangi Timnas Korea Selatan di pentas Piala Dunia itu juga menyadari peringkat FIFA Irak yang jauh di atas Indonesia, namun itu tak menciutkan nyalinya untuk meredam Irak.
"Tidak masalah nanti melawan Irak memang peringkat FIFA lebih baik dari Indonesia, juga lawan yang berat bagi kami, apalagi kami ini datang sebagai tamu, " tuturnya.
Akan tetapi, imbuhnya, ia akan betusaha semaksimal mungkin, akan membuat taktik yang bisa meredam mereka (Irak).
Di laga akbar menuju Piala Dunia 2026 ini, STy akan adutaktik dan srategi dengan pelatih Irak, Jesus Casas. Pelatih yang pernah menjadi asisten Luis Enreque menukangi Timnas Francis ini tentu mendompleng gaya permainan Francis untuk meracik Irak.
Jesus Casas juga cukup serius mengahadapi Indonesia sebab dikabarkan Timnas Irak memanggi 9 pemain yang berkontestasi di klub-klub Eropa.
Siapa yang bakal berjaya di laga ini, apakah Indonesia akan mengejutkan Irak, ataukah Irak akan menekuk Indonesia? Menarik kita tunggu.
Penulis/Editor: ABDUL