Kesan-kesan Istimewa yang DIsisakan Mendiang Jurnalis Hasman Hanafi
Jumat, 08 Maret 2024
Wartawan 2 Zaman Sang Juru Canda itu telah Dipanggil Yang Maha Kuasa
Catatan: Abdul Muin L.O *)
NuansaBaru.ID, RAPPANG SIDRAP - Warna kulitnya sawo matang, posturnya relatif ideal untuk ukuran orang Timur. Orangnya murah senyum dan suka bercanda. Ketika diajak bicara, ngomongnya beruntun diselingi ketawa khas yang menghangatkan suasana.
Itulah lebih-kurang keseharian Hasman Hanafi, sosok wartawan dua zaman yang tiba saatnya dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. Tiga hari setelah berpulangnya ke Rahmatullah, tepatnya, Jumat, (8/3- 2024), dipaparkan selintas kesan-kesan istimewa yang disisakan praktisi
jurnalis itu.
Kata orang bijak, semua makhluk ciptaan Tuhan YMK pada saatnya akan menemui ajal. Kalau tiba saatnya, tak ada kekuatan yang bisa mengelak dari keputusan Tuhan itu.
Dalam usia 59 tahun, tiba saatnya Hasman Hanafi, pria asal Rappang Kabupaten Sidrap itu dipanggil 'Yang Khalik'. Dia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Regional Wahidin Sudirohusodo Makassar, Selasa, 5 Maret 2024, sekira pukul 10.30 Wita.
Dikabarkan, Hasman yang akrab dipanggil Cammang, menderita penyakit diabetes (penyakit gula) komplikasi dengan penyakit paru-paru. Sebelumnya, Hasman dirawat di RSUD Nene' Mallomo kemudian dirujuk ke RS Wahidin Makassar dan di rumah sakit itulah menemui ajalnya.
Kepergian Hasman ke tempat peristirahatan terakhir tentu menyisakan dukacita yang mendalam, utamanya keluarga dan handai tolan. Hasman meninggalkan seorang isteri dan 3 orang anak. Isterinya bernama Dra Nurlina, Camat Pancarijang Kabupaten Sidrap.
Lebih dekat dengan Sosok
Mendiang Hasman Hanafi
Izin, uraian selanjutnya, akan diungkapkan sekilas seperti apakah sosok Hasman Hanafi semasa hidupnya. Narasinya bergaya "aku atau saya" berdasarkan analisa subyektif penulis dan semoga bernuansa obyektif.
Pertama, dengan segala kelebihan dan kekurangannya sebagai manusia biasa, sosok Hasman Hanafi patut dihargai. Hasman semasa hidupnya hingga akhir hayatnya, komitmen dan rela menginvestasikan waktu dan sumberdaya yang dimiliki untuk intens menjadi wartawan. Tak peduli, apa pun tantangannya.
Saya mengistilahkan Hasman Hanafi sebagai wartawan 2 zaman, karena ia mulai menjadi wartawan pada era media cetak berkibar (belum marak media online). Tepatnya, ia lebih awal menjadi wartawan Harian Ujungpandang Express (Upeks). Salah satu koran harian Media FAJAR Group.
Pada rentang waktu ketika itulah - era Bupati Sidrap H. Rusdi Masse - Hasman Hanafi terpilih menjadi Ketua PWI Perwakilan Sidrap selama 2 periode.
Penulis sering bisa menyaksikan langsung jejak kesehariannya. Sebab entah kebetulan ataukah garis tangan sudah menghendaki demikian. Hasman, wartawan Harian Upeks, dan penulis ketika itu sebagai wartawan Harian Beritakota Makassar, juga salah satu surat kabar harian Media FAJAR Group.
Zaman berganti situasi pun berubah, termasuk teknologi informasi dan komunikasi. Dunia jurnalistik memasuki zaman baru, era digital. Media cyber alias media online berkembang pesat. Hasman tetap bermukim di Bumi Nene' Mallomo, julukan klasik Sidrap dan saya urban ke Makassar.
Lama tak ketemuan, lalu ada momen giat jurnalistik mempertemukan kembali. Ketika itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana menggelar lomba antarjunalis se-Sulawesi Selatan tahun 2021. Tepatnya, lomba penulisan karya jurnalistik dan lomba domino.
Hasman Hanafi dengan seorang teman wartawan bernama Rahim disertai Sihumas Polres Sidrap mewakili Sidrap di ajang awak media yang kolaborasi Polda Sulsel dan Polres jajaran. Giat puncaknya digelar di Aula Mappaoddang Mapolda Sulsel, 15 Juli 2021 lalu.
Rupanya Hasman Hanafi tetap eksis sebagai wartawan era digital. Bahkan terungkap, Hasman Hanafi justru menjadi pemimpin redaksi sebuah media online bernama Infosiar.com.
Dengan Candaan Segar, Ia Suka
Lakonkan Gaya Teman Wartawan
Kembali kepada kesan kepribadian seorang Hasman Hanafi. Dengan gayanya yang humoris, dalam mengemban misinya sebagai jurnalis, Hasman mudah berinterkasi dengan semua kalangan.
Dengan gaya kelakar itu momen paling aktual yang saya ingat, ia pintar dan suka melakonkan karakter teman wartawan atau orang lain sehingga jadi bahan tertawaan yang mencairkan suasana. Utamanya kalau orang yang dilakonkan gayanya, tak berada di tempat.
Saya curiga dan sangat boleh jadi, gaya saya juga sering diperagakan di hadapan orang lain ketika saya tak berada di tempat. Namun, itu tak masalah karena hanya candaan dan bahkan konotasi positifnya justru lebih menyegarkan dan mempererat silaturahmi.
Nurhayati, teman sekelas di IPA 2 SMAN 1 Rappang Pancarijang Sidrap saat masih di sekolahan, membenarkan kalau Hasman Hanafi itu dari sananya memang kocak.
"Ada 2 orang teman di Kelas IPA 2 dahulu yang typenya mirip suka mengganggu teman-teman wanita, tapi orangnya baiklà h. Namanya Muh. Akbar yang dipanggil Ompe (sekarang dosen UNHAS), dan yang satunya lagi Hasman Hanafi dipanggil Cammang, " kenang teman Hasman itu.
Kini, Hasman Hanafi telah tiada. Semoga isteri dan anak-anaknya beserta jajaran keluarganya diberikan ketabahan dan keikhlasan melepas kepergian pejuang jurnalistik yang fenomenal itu.
Penulis mengajak kalian teman-teman jurnalis, sembari menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam, mari kita iringkan sepenggal doa kepada mendiang teman senasib dan seperjuangan itu.
Semoga di alam baqa sana, semua amal-ibadahnya diterima dan segala kekhilafannya diampuni sehingga ia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Amin! Selamat jalan Hasman Hanafi, namamu tetap dikenang. (*)
*) Penulis: Abdul Muin L.O
Redaktur Pelaksana NuansaBaru.ID
Informasi: Artikel ini juga dimuat Okesulsel.com (terverifikasi Dewan Pers), media partner NuansaBaru.ID.
Topik Terkait
Baca Juga :