Ikuti Konvensi Internasional GITES di Genewa, H. Mashur Tegaskan untuk Jaga Keseimbangan Alam demi Anak Cucu kita ke Depan



H. Mashur bin Mohd. Alias (tengah) berpose sejenak dengan peserta lain di sela-sela event internasional itu,  Sabtu 14 Juli 2024. (Foto: Dok. H. Mashur)   

Kutipan Wawancara Khusus dengan H. Mashur bin Mohd. Alias per Telpon dari Genewa Swiss

Nuansabaru.id, GENEWA SWISS - Ketua Umum Asosiasi Gaharu Indonesia (ASGARIN) periode 2020-2025, H. . Mashur bin Mohd. Alias, 'menghilang' 2 (dua) pekan ini di Indonesia. Sosok pengusaha yang belakangan ini proaktif berinteraksi dengan berbagai pihak di pusat dan daerah, tiba-tiba menghilang, namun bukan kabur ke luar negeri.

Tokoh bernama lengkap H. Mashur Bin Mohd. Alias, S.H., M. Si menghadiri satu agenda pertemuan internasional yang urgen di Genewa (baca: Jenewa) Switzerland (Swiss), negara yang terkenal dengan sebutan negara terindah dan terbersih di dunia.

H. Mashur, sapaan singkatnya, dengan kapasitas ter-up date, telah dikenal masyarakat sebagai bakal Calon Bupati (Cabup) Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, mengikuti pertemuan apa gerangan di luar negeri sana?

Kordinator Tim Hijrah, (tim suksesnya), Dr. Ir. Baharuddin Andang yang dihubungi, membenarkan bahwa H. Mashur mengikuti pertemuan penting di luar negeri.

"Untuk lebih jelasnya, silahkan bicara langsung dengan beliau. Direspon ki itu, beliau itu orangnya terbuka. Apalagi kalau dia tahu Anda sebagai pers," kata Baharuddin, yang juga Dosen Institut Teknologi Kesehatan Muhammadiyah Sidrap per telpon, Jumat malam, (12/7-2024).

Sesaat kemudian, H. Mashur coba dihubungi dengan chatting, untuk minta restu sebagai pers untuk berbincang-bincang sesaat. Ternyata, responnya begitu cepat dengan menepon balik secara video call.


"Sementara baru rapat ini dan masih berlanjut, " katanya lewat video call sembari menunjukkan suasana pertemuan yang masih berlangsung.

"Maaf banget, Pak, tak bermaksud mengganggu, saya cabut saja dulu, Pak, ya," kataku ringkas.
"Tidak masalah, nanti, ya, dihubungi ulang, " jawabnya lagi.

Besoknya, Sabtu, (13/7-2014), H. Mashur yang masih berada di Genewa, kembaii coba dihubungi per telpon untuk wawancara lewat telpon.

Sebelumnya, (maaf pembaca), disèlipkan illustrasi seperti ini. Pada Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) Dewan Pers, ada mata uji namanya wawancara langsung, wawancara cegat (doorstop) dan ada wawancara lewat telpon.

Nah, kru media ini beruji nyali melakukan wawancara lewat tepon dengan narasumber (H. Mashur) yang sedang mengikuti pertemuan di Genewa Swiss dan pewawancaranya di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Menelpon dalam Perjalanan Kereta Api
ke Lokasi Pertemuan di Genewa
Awalnya, ketika dihubungi, telponnya tidak diangkat (tidak direspon). Dalam hati pewawancara, mungkin narasumber sedang rapat. Ternyata, beberapa saat kemudian, H. Mashur menelpon balik secara video call dan menyatakan dirinya sedang di kereta api menuju lokasi pertemuan.

Menariknya, H. Mashur bersedia diwawancarai sementara perjalanan dengan kereta api, maka berlangsunglah wawancara per telpon secara video call.


Yang dipertanyakan, apa nama pertemuannya, di mana pertemuannya, berapa lama pertemuan berlangsung dan delegasi dari negara apa saja yang mengikuti pertemuan internasional itu.


Kemudian, dipertanyakan juga apa tema pertemuan, lalu sebagai delegasi Indonesia membawakan institusi atau organisasi apa dan apa peran H. Mashur dalam pertemuan itu, apa makna dari pertemuan itu bagi Indonesia dan lebih khusus Sidrap sebagai daerah asal H. Mashur, dan seterusnya.


H. Mashur mengungkapkan, pertemuan yang diikuti itu namanya, Convention on International in Trade in Endongered Speçies of Wild Fauna and Flora (CITES). Kalau di Indonesiakan lebih kurang berarti "Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam".


Pertemuan ini, urainya, dilaksanakan di Genewa Swiss yang berlangsung selama 8 (delapan) hari. Tepatnya, berlangsung dari tanggal 12 Juli hingga 19 Juli 2024, yang diikuti oleh delegasi dari 193 negara.


Tema kovensi internasional ini, "Menghubungkan Manusia dan Planet Menjelajahi Inovasi Digital dalam Konservasi Satwa Liar".


H. Mashur mengatakan kehadirannya di evènt international ini dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum ASGARIN (Asosiasi Gaharu Indonesia). Mashur mengakui, ia tidak sendiri, tapi hadir bareng dengan sejumlah pejabat dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Riset dan Teknologi.


Dikatakan, CITES ini semacam perjanjian internasional antarnegara yang disusun berdasarkan resolusi pada sidang anggota World Conservation Union (IUCN) sejak tahun 1963.


H. Mashur, yang juga dikenal sebagai Presiden Direktur Agro Silva Bela Kartika Jakarta ini mengatakan, dalam pertemuan ini menggunakan 3 bahasa, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Spanyol dan Bahasa Francis.


"Saya mengajukan konsep perdagangan pembenahan tentang kayu Gaharu dan hal lain yang terkait dengan konservasi tumbuhan dan satwa liar untuk menjaga keseimbangan alam dengan menggunakan Bahasa Inggris, "tuturnya.


H. Mashur bin Mohd. Alias, satu dari sekian delegasi Indonesia pada International Event di Genewa. (Foto: Dok. Kontributor Nb/Irham Palaloy) 

Hasil Pertemuan Banyak Manfaatnya
Pertemuan ini, katanya lagi, sifatnya berkelanjutan. Selanjutnya ia mem-posting pdf jadwal lengkap pertemuan 8 hari itu yang tertulis dalam Bahasa Inggris.

Sesuai jadwal tersebut, pertemuan yang dilaksanakan saat ini bertajuk, Thirty-Third Meeting of The Animals Commitee Geneva Switzerland (Swiss), 12 - 19 Juli 2024.


Di tempat yang sama sebelumnya (empat tahun lalu) telah dilaksanakan pertemuan serupa yang bertajuk Thirty-First Meeting of The Animals Commitee Geneva Switzerland (Swiss), 13-17 Juli 2020.


H. Mashur, yang juga dikenal sebagai Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Energi dan Mineral (Pakem) itu menggambarkan sekilas contoh yang termasuk tumbuhan dilindungi seperti kayu ulin (aju seppu), kalau di satwa liar di Indonesia seperti burumg cendrawasih, dan sebagainya.


Sedangkan kayu langkah seperti kayu Gaharu dan juga kayu ebony (kayu hitam), itu diperdagangkan. Akan tetapi sistemnya diatur dam dibatasi.


Ketika ditanya apa sebenarnya makna dan manfaat riil pertemuan ini bagi Indonesia dan lebih khusus Kabupaten Sidrap yang dapat diterapkan, seandainya terpilih menjadi Bupati Sidrap periode 2024 -2029, ia menjawabnya tanggap.


Menurutnya, banyak sekali manfaatnya. Dèngan mengacu pada tema menghubungkan manusia dengan planet dan seterusnya itu maknanya, menciptakan hubungan antara manusia, tumbuhan dan hewan (satwa) secara ideal dan seimbang sehingga tak merusak atau menimbulkan dampak lingkungan.


H. Mashur mencontohkan, masyarakat tidak boleh seenaknya menebang kayu di hutan karena bisa menimbulkan dampak lingkungan yang berbahaya. Contoh lain, tidak boleh seenaknya membuang sampah ke laut karena bisa merusak ekosistem laut dan sebagainya.


"Intinya, saya bisa mengatakan dengan bahasa sederhana begini, makna pertemuan internasional ini untuk menjaga keseimbangan alam agar tak menimbulkan dampak lingkungan,
demi anak cucu kita ke depan. Jadi solusi atau pun keputusan-keputusan pertemuan nantinya diberlakukan di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia," kilah H. Mashur tuntas.


Wawancara panjang per telpon dari Genewa dengan dengan salah satu sosok bakal Capub Sidrap ini, dengan durasi waktu lebih-kurang 1 jam, H. Mashur tak hanya bicara tentang pertemuan intefnasional yang dihadiri.


Sosok yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Bugis (KEBUGIS) Sidenreng Rappang di Jakarta ini juga bicara tentang up date proses pencalonannya sebagai Bupati Sidrap 2024-2029, berikut master plan konsepnya tentang masa depan Sidrap.


Namun, terkait dengan itu, media ini akan mempublikasi secara khusus di ruang lain tentang hal tersebut. Sebagai penutup, dikutip satu momen interaksi selingan yang menarik.


"Sekedar informasi, Pak, media ini akan melakukan wawancara khusus juga dengan calon kepala daerah yang lain untuk balance informasi, " kata pewawancara.


"Silahkan, itu hak Anda. Wartawan itu harus independen kemudian membuat berita dan informasi yang benar dan berimbang, " ujar H. Mashur bijak dan rada faham eksistensi pers per telpon dari Genewa. (*).

Pewawancara/Penulis: ABDUL MUIN L.O

Notes: Hasil Wawancara Khusus ini juga tayang di Indonesian-times.com dan Okesulsel.com (terverifikasi Dewan Pers), media grup network Nuansabaru.id.


Topik Terkait

Baca Juga :