Kutipan Pembicaraan dan Tanggapan H. Mashur sebagai Delegasi Indonesia di Hadapan Konvensi Internasional di Genewa


H. Mashur bin Mohd. Alias didampingi anggota delegasi Indonesia lainnya saat tampil bicara di hadapan Konvensi Internasional di Genewa. Menggunakan Bahasa Inggris dan kedengaran lewat video yang dikirim ke redaksi. (Foto: Sreenshot video Nb/ABDUL).    

Nuansabaru.id, GENEWA SWISS - Keikutsertaan H. Mashur bin Mohd. Alias, seorang tokoh asal Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, sebagai bagian dari delegasi Indonesia pada Konvensi Internasional di Geneva, Switzerland (Genewa Swiss), terus ditelusuri.

Bak sebuah reportase, jurnalis yang ikut meliput langsung mengutip pembicaraan dan tanggapan H. Mashur sebagai Delegasi Indonesia di hadapan Konvensi Internasional di Genewa itu. Alasannya H. Mashur sebagai narasumber memberikan kemudahan-kemudahan dan fasilitas yang mendukung penuh kelancaran kinerja redaksi media ini.

Sebagaimana telah dilansir media ini sebelumnya, sosok yang bernama lengkap H. Mashur bin Mohd. Alias,  S,H., M. Si, secara up date dikenal masyarakat di daerah asalnya sebagai Calon Bupati Sidrap 2024.

H. Mashur, sapaan singkatnya, menghadiri pertemuan dunia dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Asosiasi Gaharu Indonesia (ASGARIN). Termasuk sebagai Presiden Direktur PT Agro Silva Bela Kartika.

Putra terbaik mendiang Kepala Desa Kulo Mohammad Alias - yang di kalangan kerabatnya dikenal dengan sapaan Puang Sahiri - mengikuti ajang internasional di Genewa selama 8 (delapan) hari. Jelasnya, 12 Juli hingga 19 Juli 2024.

Pertemuan yang diikuti 193 negara ini, dalam Bahasa Inggeris disebut, Convention on Intenational Trade in Endangered Spicies of Wild Fauna and Flora. Kalau di-Indonesiakan berarti Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar yangTerancam.

Sehari sebelum berakhirnya konsensus internasional tersebut, dihimpun informasi tentang kiprah H. Mashur di hadapan pertemuan itu. Cuplikannya, dipaparkan, Kamis, (18/7-2024), seperti berikut ini. 
 
Mendukung kelengkapan dan kelancaran kinerja penulis, H. Mashur bersedia melakukan interaksi secara video call dengan redaksi media ini. Tak hanya itu, di sela-sela kesibukannya, ia juga proàktif mengirimkan data-data pertemuan.

Mulai dari jadwal pertemuan dalam Bahasa Inggeris secara pdf. Ringkasan materi yang disuarakan di depan pertemuan hingga shooting video saat tampil berbicara mengajukan konsep serta silang pendapat delegasi Indonesia dengan delegasi dari negara lain.




Sesi foto bersama, di tengah terlihat H. Mashur berdampingan dengan Menparekraf Sandiaga Uno disertai anggota Delegasi Indonesia lainnya. (Foto: Dok. Delegasi Indonesia).

TIdak Setuju dengan Opsi
hanya Bergantung IUCN


Berikut ringkasannya dikutip seperti berikut:

This is the regional report that Giyanto (ex-AC representative from Indonesia) and I prepared. at the last AC meeting.

We just compiled information gathered from parties. I apologize that we couldn't ask all parties last time too because of the limited time for preparation.

Redaksi menerjemahkan seperti ini:

Ini adalah laporan regional yang saya (H. Mashur) dan Giyanto (mantan perwakilan AC dari Indonesia) siapkan pada pertemuan AC terakhir.

Kami hanya mengumpulkan informasi yang diperoleh dari pihak terkait. Saya mohon maaf karena kami tidak dapat bertanya kepada semua pihak pada waktu lalu karena keterbatasan waktu persiapan.

Maknanya, teks tersebut merupakan penjelasannya mengenai laporan regional yang disusun. Intinya adalah laporan ini disiapkan bersama Giyanto (mantan perwakilan Indonesia di AC) berdasarkan informasi yang didapat dari pihak terkait pada pertemuan AC terakhir. Ia juga meminta maaf karena keterbatasan waktu persiapan, tidak semua pihak bisa dimintai informasi.

Catatan lain dalam penampilannya di hadapan pertemuan di-posting seperti ini: 

 Indonesia on Agenda 7 for your kind reference

1) Thanking SEC for the document.
2) At the outset, we strongly support Oceania (NZ) and China that the parties should be cautious in overreliance on the IUCN. 
3) The responsibility be maintain upon the Parties in line with the Convention
4) Hence we don’t agree with 1.4.3 and amenable with 1.4.2 by Nigeria since does not only rely upon IUCN but also considers other factor.


Redaksi menerjemahkan seperti ini: 

Indonesia pada Agenda 7 untuk referensi Anda:

1) Mengucapkan terima kasih kepada SEK (Sekretatiat Konvensi) untuk dokumen tersebut.
2), Pada awalnya, kami sangat mendukung Oceania (NZ) dan China bahwa para pihak harus berhati-hati dalam ketergantungan berlebihan (cautious in overreliance) pada data IUCN.
3). Tanggung jawab dibebankan kepada para Pihak sesuai dengan Konvensi.
4). Oleh karena itu kami tidak setuju dengan opsi 1.4.3 dan setuju dengan opsi 1.4.2 oleh Nigeria karena tidak hanya mengandalkan IUCN tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor lain.

 Redaksi memaknai, seperti ini: 

Teks tersebut berisi pandangan Indonesia pada Agenda 7 dalam sebuah pertemuan. Indonesia menyampaikan beberapa poin:

1) Ucapan terima kasih kepada Sekretariat Konvensi (SEK) atas dokumen yang diberikan.
2) Indonesia mendukung agar para pihak berhati-hati untuk terlalu mengandalkan data dari IUCN (Internatitonal Union for Conservation of Nature).
3) Indonesia berpendapat bahwa tanggung jawab terkait Agenda 7 tetap berada pada para pihak sesuai dengan Konvensi.
4) Indonesia tidak setuju dengan opsi 1.4.3 (hanya bergantung pada IUCN) dan setuju dengan opsi 1.4.2 yang diajukan oleh Nigeria (karena opsi tersebut tidak hanya bergantung pada IUCN). Akan tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor lain.

Itulah selintas kutipan pembicaraan dan tanggapan H. Mashur di hadapan Kovensi Internasional di Genewa. Dalam hal ini, redaksi tak memaparkan full secara komprehensip semua pembicaraannya di depan konvensi, namun hanya mengutip ringkasan dan sampelnya saja.

Yang spesial, meski konsen dengan agenda internasional yang tengah diikutinya, namun tetap mengindikasikan bahwa Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Penerapan Teknologi (LPPT) ini menunjukkan keseriusannya mencalonkan diri untuk maju bertarung memperebutkan kursi orang nomor satu di Kabupaten Sidrap.

Terbukti, ketika disinggung tentang pilkada di Sidrap yang terkait dengan dirinya, komentarnya selalu mengalir, yang menandakan bahwa ia telah punya persiapan maksimal untuk bersaing. Spesial tentang keterkaitan dirinya sebagain Cabup Sidrap yang masih tersisa dipaparkan di ruang khusus (lain) media ini. 

Sebagai penutup reporatase jurnalistik jarak jauh ini, akan diungkapkan sejumlah fakta aneh yang bisa ditafsirkan beragam maknanya. Fakta-fakta apa sajakàh itu?

Pertama, wawancara dan interkasi berlangsung beberapa kali, diantaranya ketika H. Mashur berada di dalam perjalanan kereta api menuju lokasi pertemuan.
Selain itu juga di sela-sela pertemuan dan kesempatan lain di jedah pertemuan, 

Kedua, pewawancara (redaktur media, Abdul Muin L.O) dengan narasumber (H. Mashur bin Mohd. Alias), sebelumnya belum saling mengenal. Bahkan, belum pernah bertatap muka sekalipun. Namun, interaksi bisa langsung nyambung dan terjadi pembicaraan panjang.

Sebenarnya, wawancara dapat terwujud berkat petunjuk Kordinator Tim Hijrah Dr Baharuddin Andang ketika ditanya pertemuan apa gerangan yang diikuti H.  Mashur di luar negeri. 

"Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda menghubungi langsung beliau. Orangnya baik itu, terbuka kepada semua orang, apalagi kalau yang hubungi dari pers, " ujar Baharuddin sembari memberikan nomor hubung H. Mashur ketika itu.

Ketiga, fakta serius yang ditunjukkan H. Mashur, ketika coba dihubungi pertama per telpon, handphone -nya tak diangkat. Di benak pewarta muncul keraguan. Mungkin narasumber sedang rapat, atau jaringan terganggu, ataukah beliau menolak dihubungi.  

Ternyata, sesaat kemudian H. Mashur menelpon balik secara video call (vc). Sangat mungkin melalui vc itulah momen pertama kalinya narasumber mengenal mukanya pewawancara. 

Akhirnya wawancara lewat telpon pun berlangsung jarak jauh. Kendalanya jaringan kadang terganggu sehingga dialog sering terputus. Dicermati dengan informasi waktu di google, perbedaan waktu Makassar-Indonesia dengan Genewa Swiss hampir 7 (tujuh) jam. 

Contohnya, kalau Makassar menunjukkan waktu pukul 07.59 WITA pagi, maka di Genewa pukul 15.59 sore waktu Genewa, dan seterusnya.

Fakta seriusnya, setiap kali dialog terputus H. Mashur menelpon balik sehingga dialog bisa berkelanjutan dengan durasi waktu yang relatif lama. Oleh karenanya, cukup banyak juga pertanyaan pewawancara yang bisa dijawab.

Kata kuncinya, jika mengkaitkan sosok H, Mashur sebagai seorang Cabup Sidrap dengan sistem demokrasi Indonesia yang menganut sistem demokrasi kedaulatan di tangan rakyat, masyarakat punya satu pilihan dari sekian pilihan lainnya.

Dengan publikasi ini dan juga publikasi bakal cabup yang lain, silahkan masyarakat menilai untuk menjatuhkan pilihannya memilih pemimpin Sidrap 5 tahun ke depan, Rabu 27 November 2024 mendatang. 

Seperti diketahui, kemungkinan bakal Cabup Sidrap yang bakal tampil berkontestasi, muncul 5 putra terbaik Sidrap yang namanya santer. Yakni, H. Syaharuddin Alrif, Muhammad Yusuf DM, H. Mashur bin Mohd. Alias, H. Mahmud Yusuf dan Marjono. (*).

Penulis/Editor: ABDUL MUIN L.O
Redpel Nuansabaru.id

Notes: Artikel ini juga dikutip Indonesian-times.com, media grup network Nuansabaru.id.


Topik Terkait

Baca Juga :