Prof. Dr. H. Abdullah Sinring Berterimakasih kepada Semua Pihak yang Ucapkan Selamat atas Pengukuhannya sebagai Guru Besar di UNM
Prof Dr H Abdullah Sinring, M. Pd dan Ny. Hj. Nonce Abbas beserta cuplikan karanga bunga ucapan selamat. |
Nuansabaru.id, MAKASSAR - Pasca Pengukuhan menjadi Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling, sosok bernama lengkap Profesor Dr. Drs. H. Abdullah Sinring, M. Pd menyatakan rasa lega dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuni-Nya jualah sehingga pengukuhan profesor ini dapat terlaksana dengan sukses.
Selanjutnya, Prof. Abdullah Sinring yang juga dikenal sebagai Ketua Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Wilayah Sulawesi Selatan memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih tak terhingga atas atensi dan keikhlasan semua pihak yang telah menyampaikan ucapan selamat.
"Saya dan keluarga mengapresiasi dan berterimakasih kepada Wakil Ketua DPRD Sulsel, H. Syaharuddin Alrif, S. IP, MM, para Pengurus ABKIN dari seluruh daerah, kabupaten/kota, pejabat-pejabat institusi, pribadi profesor dan semua pihak yang tak bisa kami sebutkan semua," jelasnya saat dihubungi pasca pengukuhan, Senin, (29/7-2924).
Untuk diketahui, Profesor Abdullah Sinring yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala UPT Bimbingan dan Konseling UNM, menerima ucapan selamat sekitar 100-an lebih karangan bunga, termasuk ucapan selamat melalui video, bahkan ada yang melalui pesan WhatsApp saja. Ucapan selama itu bukan hanya dari kabupaten/kota se-Sulawesi, tapi juga dari sejumlah provinsi di Jawa, Kalimantan dan Bali.
Misalnya, ucapan selamat dari Wakil Ketua DPRD Sulsel H. Syaharuddin Alrif, S. IP., MM, Pengurus ABKIN Kota Makassar, Pengurus ABKIN Sidrap, Pengurus ABKIN Toraja, dan dari pihak lain yang tak disebutkan semua.
Menyikapi pengukuhan profesor ini, Prof. Dr. H. Abdullah Sinring, M.Pd - sosok yang juga mantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNM 2019-2023 - dalam orasi ilmiahnya mengusung isu aktual tentang generasi kekinian yang tren diistilahkan "GENERASI Z".
Dalam pidato pengukuhannya, ia memilih judul, "EKSISTENSI DAN URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGUATAN PERENCANAAN KARIER GENERASI Z DI ERA DIGITAL".
Sedangkan pada ujian promosi doktor di Universitas Negeri Malang tahun 2008 silam, dalam desertasinya ia mengangkat judul,"MODEL KEMATANGAN KARIR REMAJA DI SULAWESI SELATAN".
Dalam mengarungi perjalanan hidupnya, Abdullah Sinring telah menikahi seorang wanita pujaannya bernama Nonce Abbas berdarah Gorintalo, Sulut. Pasangan bahagia ini, telah dianugerahi 4 orang anak.
Ringkasnya, anak pertamanya, Dr. Muhaimin Abdullah, M.Pd (kini dosen tetà p Universitas Negeri Surabayà ). Anak keduanya, Dwi Yumna S.Pd., M.Pd., Gr (asisten dosen di UNM). Anak ketiga, Nurhudaya Abdullah, S.M (lanjut ke S 2) dan Adlan Abdullah (tahap penyelesaian skripsi di Fak. Teknik Arsitek UMI).
Para Civitas Akademika FIP UNM juga sampaikan ucapan selamat. |
Fenomenal dan Inspiratif
Kini, keluarga yang yang berorientasi kependidikan ini hidup rukun dan damai dengan menempati sebuah rumah berlantai 4 di kawasan Toddopuli VI Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.
Tepatnya, di Jl. Toddopuli VI Kompleks Perumahan Puri Taman Sari Blok A 14 Nomor 1. Di kompleks perumahan itu Prof Abdullah Sinring ditokohkan sebagai Ketua Pembangunan dan Pengelolaan Masjid Nurul Asri Puri Taman Sari.
Prof. Abdullah Sinring dikukuhkan menjadi guru besar bersama 2 profesor lainnya dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor yang dipimpin Rektor UNM, Prof, Dr. H. Karta Jayadi., M.Sn.
Pengukuhan profesor tersebut berlangsung di Ruang Teater Lantai 3 Kampus UNM Menara Pinisi Gunung Sari Baru, Jl A.P. Pettarani Makassar, (25/7-2024).
Keberhasilan orang kampung Abdullah Sinring ini menjadi guru besar tercatat memiliki makna tersendiri yang terbilang fenomenal dan inspitatif.
Diantaranya, sejak di jenjang pendidikan SD ia hanya dibimbing oleh seorang ibu (single parents).
Tak hanya itu. Abdullah Sinring, yang masa kecilnya akrab disapa Ulla' tak pernah membayangkan dan merancang lebih awal dengan sebuah impian besar untuk menjadi seorang profesor. Titian kariernya mulai dari bawah dijalaninya setahap demi setahap.
Ini, sejumlah karangan bunga ucapan selamat dan sukses atas pengukuhan Prof Abdullah Sinring sebagai guru besar UNM |
Perjalannya, mulai dari SD/Ibtidaiyah, SMP/Tzanawiah, SPG, D 3, S 1, S 2 dan S 3 kemudian meraih gelar profesor. Fenomenalnya, mungkin tidak banyak sosok yang bisa meraih seperti ini, ia menjadi penerima beasiswa berkesinambungan.
Tercatat, mulai dari jenjang sekolah menengah hingga meraih gelar Doktor, Abdullah Sinring sebagai penerima beasiswa, tak pernah terputus. Dalam hal ini, ia menjadi penerima beasiswa mulai dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru), Diploma Tiga, Strata Satu, Strata Dua hingga Strata Tiga.
Kemudian satu catatan inspiratif lagi, Prof. Abdullah Sinring itu sejak usia dini telah membekali diri dengan fondasi agama yang kuat. Terbukti pendidikan SD-nya di pagi hari disandingkan dengan pendidikan Madrazah Ibtidaiyah sore harinya.
Berlanjut ke tingkat SMP di pagi hari disandingkan pula dengan pendidikan Madrassh Tzanawiah sore harinya. Wajarlah kalau saat ini selain menekuni profesinya sebagai akademisi, ia juga didaulat menjadi mubaliq tetap untuk memberikan khutbah Jumat dan ceramah Ramadan oleh IMMIM (Ikatan Masjid Musala Indonesia Muttahidah).
Di balik kegigihan, ketabahan dà n keteguhannnya meniti karier, ketika ditanya prinsipnya, Prof. Abdullah Sinring ternyata punya prinsip yang teguh dan bernuansa religius.
"Motto saya, berupaya semua langkah dan aktivitas hidup saya bernilai ibadah," ujarnya. Bernilai ibadah, katanya, kalau dijabarkan syaratnya ada 3 yakni, mulai dari niatnya, prosesnya dan manfaatnya.
"Maknanya, dimulai dengan niat yang tulus, dalam proses atau prakteknya tak merugikan orang lain dan mendatangkan manfaat bagi diri sendiri, orang lain dan bahkan bermanfaat bagi alam sekitar, " kilahnya.
Kiat selanjutnya setelah dikukuhkan sebagai profesor, beliau berharap dengan guru besar yang ia peroleh ini tidak menjadi pintu akhir dari perjalanan karirnya sebagai seorang akademisi.
"Saya berharap dengan gelar guru besar ini terbuka kesempatan dan peluang untuk berkontribusi lebih nyata dan lebih luas kepada Universitas Negerri Makassar khususnya dan juga kepada masyarakat Indonesia pada umumnya," ujarnya tuntas. (*)