Inspirasi dari Pengukuhan Guru Besar UNM Prof Abdullah Sinring, Putra Terbaik Asal Sidrap
Prof Abdullah Sinring Paparkan Orasi Ilmiah tentang Eksistensi dan Urgensi BK dalam Penguatan Karier Generasi Z Era Digital Nuansabaru.id, MAKASSAR - Satu lagi prestasi diukir oleh seorang putra terbaik asal Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Sosok bernama lengkap Profesor Dr. Drs. H. Abdullah Sinring, M.Pd dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM). |
Prof Abdullah Sinring dikukuhkan menjadi guru besar dalam Sidang terbuka yang dibuka dan dipimpin oleh Rektor UNM Prof. Dr. H. Karta Jayadi, M.Sn. Pengukuhan guru besar perguruan tinggi negeri terkemuka itu berlangsung di Ruang Teater Lantà i 3 Menara Pinisi Kampus UNM Gunung Sari Baru, Jl AP Pettarani Makassar, Kamis, 25 Juli 2024, pukul 09.00 Wita sampai selesai.
Dalam sidang terbuka Pengukuhan Profesor UNM hari itu, selain dihadiri rektor, juga dihadiri para Wakil Rektor, Sekretaris dan Anggota Senat, para Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Kepala Biro, dan Kepala UPT UNM.
Selain itu, hadir pula para dosen, tenaga kependidikan, Ketua dan anggota Dharma Wanita Persatuan Fakultas Ilmu Pendidikan, para mahasiswa UNM dan para undangan dan keluarga 3 profesor yang dikukuhkan.
Diagendakan hari itu, 3 (tiga) guru besar UNM dikukuhkan. Jelasnya, Prof. Dr. Drs. H. Abdullah Sinring, M.Pd, Prof. Iskandar, S.Pd., M.Ed., Ph.D dan Prof. Dr. Hendra Jaya, S.Pd., M.T.
Ketiga profesor ini tentu semuanya sukses dengan segala kelebihan di bidangnya sehingga bersyarat dikukuhkan jadi guru besar. Namun, media ini hanya sempat menelusuri dari dekat satu sosok diantaranya yakni, Prof Dr H. Abdullah Sinring, M.Pd yang dikukuhkan dengan Bidang Ilmu keahlian, Bimbingan dan Konseling.
Pada momen pengukuhan itu, Prof Abdullah Sinring dalam pidato pengukuhannya mengusung judul," EKSISTENSI DAN URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGUATAN PERENCANAAN KARIER GENERASI Z DI ERA DIGITAL".
Di hadapan Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor, Abdullah Sinring dalam orasi ilmiahnya mengupas tentang kondisi kekinian model generasi masa kini yang dijuluki dengan sebutan fase Generasi Z, (fase generasi milenial telah lewat).
Pemaparan panjang-lebar tentang topik itu hanya akan disari selintas, dan akan difokuskan menelusuri latarbelakang profesor ini. Pada prinsipnya, Prof Abdullah Sinring diantaranya memaparkam, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, Bimbingan dan Konseling (BK) Indonesia berhadapan dengan tantangan perubahan kehidupan yang sangat pesat dan berlangsung secara simultan dalam berbagai aspek kehidupan.
Perubahan yang dimaksud, tergambar dengan kecenderungan seperti berlangsungnya revolusi digital secara ekstrim dan menyebabkan ikut berubahnya aspek-aspek kebudayaan, peradaban dan kemasyarakatan termasuk pendidikan.
Terjadinya integrasi belahan-belahan dunia yang semakin intensif akibat internasionalisasi, globalisasi, hubungan-hubungan multilateral antarnegara, teknologi komunikasi dan transportasi.
Perubahan dunia yang sangat cepat mengakibatkan keadaan kehidupan tampak berlari kencang, ruang terasa menyempit, waktu terasa ringkas, dan keusangan segala sesuatu semakin terakselerasi.
Atas dasar itulah, Prof Abdullah Sinring melihat, peluang dan tantangan yang dihadapi Generasi Z di era digital ini antaralain, transformasi di era digital, tuntutan keterampilan kerja di era digital, minimnya keterampilan, dukungan orangtua dan seterusnya.
Intinya, Prof Abdullah Sinring menggarisbawahi bahwa Bimbingan dan Konseling (Layanan BK dan Kompetensi BK) memperkuat potensi Generasi Z. Yang selanjutnya dijelaskan tentang peran penting BK dalam perencanaan karier Generasai Z.
Yang menyegarkan suasana, pada bagian ucapan terima kasih. Setelah Prof Abdullah Sinring menyampaikan terima kasih kepada pejabat UNM dan berbagai pihak yang mendukung dan membantunya, ia menyampaikan ucapan terima kasih khusus kepada isteri tercinta.
"Saya ucapkan terima kasih saya kepada isteri tercinta atas kesetiannya mendampingi selama ini. Mungkin awalnya, bukan saya yang ditakdirkan menjadi profesor. Akan tetapi isteri sayalah yang ditakdirkan punya suami profesor, " ujarnya yang diringi aplaus hadirin.
Hj. Nonce Abbas yang disorot kamera hanya manggut-manggut dan tertegun mendapatkan pujian dari Sang suami. Prof Abdullah Sinring kemudian menambahkan bahwa hatinya diubah oleh Allah SWT berkat doanya.
Pidato Pengkuhan Prof Dr Abdullah Sinring M.Pd, dihadapan SIdang Terbuka Pengukuhan Profesir UNM yang dipimpin Rektor UNM, Prof. Dr. H. Karta Jayadi, M.Sn. |
Mottonya, Jadikan Semua Aktifitas Hidupnya Bernilai Ibadah
Sebelum pengukuhan, kru media ini menemui Prof Abdullah Sinring di Lantai 12 Menara Pinisi Kampus UNM, salah satu ikon Makassar itu, Senin, (22/7-2024). Dengan maksud, berbincang-bincang sesaat tentang lalarbelakangnya.
Abdullah Sinring lahir di sebuah kampung, namanya Manisa, Kelurahan Benteng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, 3 Maret 1962. Abdullah, merupakan putra mendiang ayahandanya bernama La Sinring dan Ibundanya bernama I Buccu.
Kedua orangtuanya semasa hidunya termasuk tokoh yang disegani di kampungnya. Namun, secara ekonomi bukan keluarga yang bergelimang harta. Oleh karena itu, dia termasuk salah satu sosok yang sukses dan inspiratif.
Bila ditelusuri, langkah-langkah kariernya ada sejumlah kondisi yang tidak umum dan patut menjadi sumber inspirasi bagi kalangan generasi pelanjut bila ingin sukses.
Kesuksesannya di bidang akademik, lebih banyak ditentukan oleh kepribadiannya yang tabah, sabar dan gigih (tekun) berjuang melintasi tantangan yang dihadapi. Karakter dari sananya, mengacu pada fondasi keyakinan agamanya yang kuat sejak kecil.
"Motto hidup saya, simpel saja, namun kalau dicermati sebenarnya maknanya luas. Apa itu? Menjadikan semua aktivitas hidup saya bernilai ibadah, " ujarnya.
Maknanya, urai dia, segala aktivitas itu bisa benilai ibadah ada 3 (tiga) syarat. Pertama, dimulai dengan niat yang tulus untuk ibadah, bukan sekedar memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Kedua, lanjutnya, di tataran proses. Dalam beraktivitas, berupaya bagaimana bersikap tidak mengganggu (mengusik) hak orang lain. Baik secara individual maupun kelompok dan pantà ng merugikan orang lain.
"Tidak boleh mengambil barang atau sesuatu yang bertentangan dengan norma agama dan hukum positif, kemudian bertekad untuk menjaga kode etik profesi yang saya tekuni, " tandasnya.
Ketiga, urainya lagi, segi manfaat. Maknanya, berupaya agar bertingkah laku dan berbuat yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga, bermanfaat bagi orang lain, bahkan bermanfaat atau bersahabat dengan alam sekitar.
"Prinsip hidup itu ternyata relevan dengan bidang ilmu yang saya tekuni yakni bimbingan dan konseling, " ujarnya.
Prof Dr. H. Abdullah Sinring, M.Pd, rangkul cucunya, bersama isterinya Hj Nonce Abbas beserta anak-anak dan menantunya. |
Lebih Dekat dengan Sosok,
Prof Abdullah Sinring
Bila kita berpaling sejenak menelusi masa kacilnya, ada sejumlah catatan kecil yang dapat dipetik hikmahnya. Kariernya, dimulai dari bawah dan berjenjang setahap demi setahap. Tidak dirancang dengan sebuah rencana besar yang muluk-muluk karena menyadari kemampuan ekonomI orangtuanya yang relatif terbatas.
Dia menempuh pendidikan SDN 1 Benteng dan tamà t tahun 1974 dan SMPN Rappang kelas jauh Manisa, tamat tahun 1977. Nilai plusnya, selama menempuh pendidikan di SD maupun SMP disandingkan dengan pendidikan keagaman jenjang Ibtidayah dan Tsanawiah.
Pagi harinya belajar di SD dan juga saat di SMP, maka sore harinya Ulla' , sapaan kecilnya, membekali diri sejak dini dengan ilmu agama di Madrasah Pendidikan Islam (MPi) Manisa yang besebelahan dengan SD dan SMP, sekolahnya.
Tamat SMP tahun 1997, Ia melanjutkan pendidkan di Sekolah Pendidkkan Guru (SPG) Kota Parepare. Di jenjang ini, Abdullah mulai menunjukkan jatidirinya sebagai anak muda yang cerdas.
Terbukti, ia menjadi penerima beasiswa berprestasi. Bahkan, begitu tamat di SPG tahun 1981, nilainya baik dan bersyarat bisa lanjut ke perguruan tinggi dan bisa juga langsung menjadi guru, mengajar di SD.
Peluang mulai terbuka, ia mendapatkan SK untuk mengajar di SD. Abdullah, tak menerima SK Guru SD tersebut dan memilih untuk lanjut ke IKIP Ujung Pandang, nama awal UNM.
Di IKIP Ujung Pandang, ia bersikap realistis. Abdullah hanya mengambil program Diploma Tiga (D3) jurusan Ilmu Pendidikan. Selama di jenjang ini, Abdullah kembali terbantu karena menjadi penerima beasiswa lagi sampai selesai D3 tahun 1984.
Identik ketika tamat di SPG, selesai D3 langsung mendapat SK untuk menjadi Guru SMAN 9 Makassar. Namun, nilainya bersyarat bisa juga lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Abdullah kembali uji nyali memilih lanjut ke program Strata Satu (S1).
Di jenjang S1 jurusan Bimbingan dan Konseling, ibarat pasar taruhan sepak bola di dunia sana, dewi fortune terus berpihak kepadanya. Lagi-lagi ia menjadi penerima beasiswa hingga selesai S1 tahun 1987.
Di akhir-akhir penyelesaiannya di S1 hingga selesai, kiatnya untuk menjadi seorang akademisi mulai kelihatan dengan menjadi asisten dosen sesuai jurusannya. Sampai akhirnya tak cukup setahun setelah selesai S1 ia resmi mendapatkan SK pengangkatan menjadi dosen tetap di IKIP Ujung Pandang tahun 1988.
Prof. Dr. H, Abdullah Sinring kini dikenal sebagai mubaliq yang konsen berikan ceramah Agama di masjid-masjid Makassar untuk pencerahan umat. |
Waktu terus berjalan, situasi pun berkembang. Sementara mengajar di jurusan BK FIP iKIP Ujung Pandang terbuka lagi peluang mendapatkan beasiswa tugas belajar program magister atau Starta Dua (S2) di IKIP Malang Jatim dan selesai tahun 1993.
Setelah itu ia kembali mengajar di almamaternya IKIP Ujung Pandang yang kemudian berubah nama menjadi UNM (Univetsitas Negeri Makassar). Tekun mengajar dengan predikat magister, kemudian melintasi jenjang kualifikasi asisten ahli, Lektor, kemudian Lektor Kepala, indikasi menuju ke puncak kariernya muncul lagi.
Abdullah Sinring mendapatkan lagi fasilitas beasiswa tugas belajar program Doktoral atau Starata Tiga di Universitas Negeri Malang (UM). Akhirnya dengan mengusung disertasi berjudul, "MODEL KEMATANGAN KARIR REMAJA DI SULAWESI SELATAN", Abdullah meraih gelar Doktor di Univetsitas Negeri Malang tahun 2008.
Lazimnya, seorang akademisi yang telah bergelar Doktor asal ia konsisten terus melakukan kajian ilmiah, tinggal menunggu waktu, ia akan menjadi seorang guru besar (profesor). Terbukti, Dr H Abdullah Sinring M.Pd akhirnya dikukuhkan menjadi gurur besar, Kamis 25 Juli 2024.
Sebagaimana diketahui dalam perjalanan kariernya ia mempersunting seorang wanita Gorontalo bernama Nonce Abbas dan kini dikaruniai 4 (empat) anak dan semuanya terbilang sukses.
Rinciannya, anak pertamanya, Dr. Muhaimin Abdullah, M.Pd (kini dosen tetà p Unesa). Anak keduanya, Dwi Yumna. M.Pd., Gr (asisten dosen di UNM). Anak ketiga, Nurhudaya Abdullah, S.M dan Adlan Abdullah (tahap penyelesaian skripsi di Fak Teknik Arsitek UMI).
Saat ini, selain sebagai akademisi, Prof Abdullah Sinring juga dikenal sebagai mubaliq dan cendekiawan muslim. Prof Abdullah Sinring terdaftar sebagai mubaliq tetap IMMIM yang rutin memberikan khutbah Jumat dan Ramadan di masjid-masjid di Kota Mkassar. Sedangkan di ICMI Orwil Sulsel, ia duduk di kepengurusan ICMI, Bagian Divisi Pendidikan.
Penulis/Editor: ABDUL
Notes: Profile ini juga dimuat Indonesiantimes.com, media grup network Nuansabaru.id.