Memetik Makna Azasi Menulis Berita dari Inovasi Tur Jurnalistik Edy Basri
Kamis, 19 September 2024
Jurnalis Edy Basri, Pemimpin Redaksi Katasulsel.com |
Nuansabaru.id, SENGKANG WAJO - Kedengarannya enteng, narasinya juga menggunakan kalimat-kalimat simpel yang lugas. Namun, disajikan dengan gaya penulisan artikel features news. Tak begitu banyak jurnalis yang bisa menulis feature seperti itu.
Bila diresapi, ternyata tulisan enteng dan simpel dalam gaya bercerita tersebut maknanya dalam. Khususnya merangsang imaginasi untuk yakin dan percaya diri bahwa menulis berita bukan hal yang mustahil.
Seperti apakah featurenews itu? Berikut mengutip karya original Edy Basri yang terbit melalui Katasulsel.com, edisi 18 September 2024. (Redaksi).
Kelas Privat Tur Sidrap
- Wajo - Bone -Soppeng
Di sebuah sudut kota Sengkang, Wajo yang tidak terlalu ramai, terdapat sebuah ‘ruang belajar kecil' yang dipenuhi semangat.
Bukan ruang kelas, namun seperti tempat ibadah yang disulap dadakan untuk belajar privat. Maklum, aula sekolahnya sementara direhab. Mungkin belum kelar.
Di dalamnya, sekelompok siswa berkumpul, penuh antusiasme. Untuk mengikuti kelas privat menulis berita yang saya ajarkan setelah kemarin tiba dari Sidrap.
Menatapnya satu-persatu, sepertinya mereka datang dengan harapan dan rasa ingin tahu, membawa cerita yang ingin mereka sampaikan kepada dunia.
Dalam sesi pertama, saya mengenalkan mereka pada unsur berita, tentang--apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Ya, saya katakan ke siswa, menulis berita itu seperti merangkai puzzle. Saya jelaskan tentang itu sambil menunjukkan contoh berita yang menarik.
“Setiap potongan informasi harus pas, agar pembaca bisa memahami cerita kita,” kata saya lagi.
Seiring waktu, suasana kelas semakin hidup. Para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mulai menggali pengalaman pribadi mereka.
“Cobalah untuk menulis tentang sesuatu yang dekat dengan hati kalian. Setiap orang memiliki suara unik yang layak didengar,” saya nasihatkan.
Setelah beberapa sesi, mereka mulai menyusun berita pertamanya. Ada yang memilih menulis tentang kegiatan komunitas di lingkungan mereka, sementara yang lain menceritakan tentang upaya menjaga kebersihan sekolah.
Ketika tulisan mereka dibaca, sorot mata mereka menunjukkan kebanggaan. Ternyata, menulis berita bukanlah hal yang mustahil.
“Privat, ternyata bisa!” seru salah satu siswa dengan penuh semangat. Kelas ini tidak hanya menghasilkan tulisan, tetapi juga membentuk kepercayaan diri.
Dalam suasana yang mendukung, mereka belajar bahwa suara mereka penting dan bisa memberikan dampak.
“Menulis adalah cara kita bercerita kepada dunia,” saya tutup dengan hangat, merasa bangga akan perkembangan mereka.
Bagi saya, ruang belajar kecil ini memang sederhana dan sedikit pengab, namun di sinilah perjalanan mereka terangkai.
Dari ketidakpastian menuju pencapaian, mereka memahami bahwa dengan latihan dan bimbingan yang tepat, setiap orang bisa menjadi penulis berita yang handal.
Dan siapa tahu, mungkin suatu hari, tulisan-tulisan mereka akan menginspirasi orang lain. Semoga ya! Oh ya, setelah di Wajo – tur saya dengan misi kelas privat jurnalistik ini nantinya berlanjut di Kabupaten tetangga lainnya, Bone dan Soppeng. Nantikan yah!(*)
Penulis: Edy Basri,
Pimred Katasulsel.com
Topik Terkait
Baca Juga :